وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ Arab-Latin Wa innaka la'alā khuluqin 'aẓīmArtinya Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. Al-Qalam 3 ✵ Al-Qalam 5 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangHikmah Penting Tentang Surat Al-Qalam Ayat 4 Paragraf di atas merupakan Surat Al-Qalam Ayat 4 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan hikmah penting dari ayat ini. Ada kumpulan penjabaran dari para pakar tafsir mengenai makna surat Al-Qalam ayat 4, antara lain seperti tertera📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia1-4. Nun, pembicaraan tentang huruf-huruf terpenggal telah hadir di awal Surat al-baqarah. Allah bersumpah dengan pena yang dengannya para malaikat dan manusia menulis, dan dengan apa yang mereka tulis, berupa kebaikan, manfaat dan ilmu-ilmu, kamu wahai rasul bukan orang yang lemah akal dan bodoh pendapat karena nikmat Allah berupa kenabian dan kerasulan. Sesungguhnya kamu, atas beban berat yang kamu pikul selama menyampaikan risalah, akan mendapatkan pahala yang besar yang tidak dikurangi dan tidak terputus, dan sesungguhnya kiamu wahai Rasul benar-benar memilki akhlak yang agung, yaitu akhlak-akhlak yang dikandung al-Quran. Pelaksanaan terhadap al-Quran merupakan ciri khusus Rasulullah, beliau melaksanakan perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram4. Dan sesungguhnya kamu berada di atas akhlak yang agung yang dibawa oleh Al-Qur`ān, dan engkau berakhlak dengan nilai-nilai Al-Qur`ān secara sempurna.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah4. Ayat ini menegaskan bahwa Nabi Muhammad memiliki sifat-sifat yang paling baik dan paling mulia. Pada diri beliau terkumpul akhlak-akhlak terpuji dan sifat-sifat yang terbaik yang ada pada dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah4. وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung Yakni kamu memiliki akhlak yang Allah perintahkan dalam al-Qur’an. Disebutkan dalam hadits shahih dari Aisyah bahwa ia pernah ditanya tentang akhlak Rasulullah, maka ia menjawab akhlaknya adalah akhlak al-Qur’an.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah4. Sesungguhnya kamu wahai Rasulallah benar-benar berakhlak mulia karena engkau dididik oleh Tuhanmu dalam Al-Quran. Aisyah RA ditanya mengenai akhlak beliau sebagaimana ditetapkan dalam hadits shahih, lalu dia menjawab “Sesungguhnya Akhlak beliau adalah Al-Quran. Tidakkah kamu membaca Al-Quran ayat {Qad aflahal mu’minuun} [Al-Mu’minun 23/1] sampai sepuluh ayat?”📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah{Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agungMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H4. Karena itu Allah berfirman, “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” Maksudnya, agung dan tinggi dengan budi pekerti yang dikaruniakan Allah kepadamu. Secara garis besar tentang akhlaknya nabi yang agung dijelaskan oleh siti Aisyah ummul mukminin ketika ditanya tentang akhlak nabi, ia menjawab “akhlaknya adalah Al-quran”. Ini semakna dengan firman Allah “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh” QS. Al-A’rof 199 Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. QS. Ali Imron 159 Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan keimanan dan keselamatan bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. QS. At-Taubah 128 Dan ayat-ayat lain yang menunjukkan sifat-sifat mulia Rasulullah dan berbagai ayat yang mendorong untuk berakhlak yang baik. Serta Ayat-ayat yang mendorong untuk memiliki akhlak yang baik maka nabi adalah sosok yang paling sempurna dan paling agung dalam hal tersebut, nabi memiliki sifat yang agung dan tinggi dalam semua akhlak baik. Beliau memiliki akhlak yang paling sempurna dan agung. Beliau selalu berada di puncak tertinggi pada masing-masing akhlak baik. Rasulullah adalah sosok lembut, mudah bergaul dan dekat dengan orang, mendatangi undangan orang, memenuhi keperluan orang yang meminta sebagai pelipur lara orang yang meminta, beliau selalu memberi dan tidak menolak dalam keadaan gagal tidak membawa hasil. Apabila sahabat-sahabat beliau menginginkan sesuatu dari Rasulullah, beliau mengiyakan dan mengikuti mereka jika tidak ada halangan. Jika bertekad melakukan sesuatu, beliau tidak pernah memutuskan sendiri, namun berembug dengan para sahabat. Rasulullah adalah sosok yang menerima kebaikan orang, memaafkan kesalahan orang dan selalu memperlakukan teman secara baik dan sempurna. Beliau tidak pernah bermuka musam, tidak pernah berkata kasar, tidak bersikap dingin, tidak pernah terselip lidah, tidak pernah dendam dengan perlakuan dingin orang, namun justru dibalas dengan kebaikan dan beliau sangat penyabar, semoga shalawat dan salam terlimpahkan kepada beliau.📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-SyawiSurat Al-Qalam ayat 4 Allah menjelaskan bahwa Nabi memiliki akhlak yang luhur. Ini adalah persaksian dan pujian dari Allah bagi Rasul ﷺ. Telah ditanya Ummul Mukminin Aisyah tentang akhlak Rasul, maka ia berkata Akhlak Rasul ﷺ adalah Al Qur’an.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, akhlak Beliau adalah seperti yang dikatakan oleh Aisyah radhiyallahu 'anha, “Kaana khuluquhul Qur’aan,” artinya Akhlak Beliau adalah Al Qur’an. Beliau melakukan apa yang disebutkan dalam Al Qur’an seperti pada ayat-ayat berikut “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” Terj. Al A’raaf 199 “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” Terj. Ali Imran 159 “Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan keimanan dan keselamatan bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” Terj. At Taubah 128 dan ayat-ayat lainnya yang menyebutkan sifat-sifat Beliau yang mulia serta ayat-ayat lainnya yang mendorong untuk berakhlak mulia. Oleh karena itu, Beliau memiliki akhlak yang paling sempurna dan paling agung, dimana tidak ada satu pun akhlak mulia kecuali Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam menduduki peringkat tertinggi. Oleh karena itu, Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam orangnya mudah, dekat dengan manusia, memenuhi undangan orang yang mengundangnya, memenuhi kebutuhan orang yang butuh, memberi orang yang meminta-minta dan tidak mengecewakannya. Apabila para sahabatnya menginginkan suatu perkara dari Beliau, maka Beliau menyetujui mereka serta mengikuti mereka jika tidak ada larangannya, dan jika ingin melakukan suatu langkah, maka Beliau mengajak para sahabatnya bermusyawarah terhadapnya. Beliau menerima orang yang berbuat ihsan dan memaafkan orang yang bersalah dan tidaklah ada orang yang duduk dengan Beliau kecuali Beliau bersikap dengan sikap yang sebaik-baiknya untuk Beliau. Oleh karena itu, Beliau tidak bermuka masam, tidak keras ucapannya, tidak menyembunyikan kegembiraannya, menjaga lisannya dari ucapan yang tidak berguna, tidak membalas orang yang bertindak kasar terhadap diri Beliau, Beliau tidak marah jika diri Beliau disakiti, tetapi marah jika syariat Allah Subhaanahu wa Ta'aala dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Qalam Ayat 41-4. Akhir surah sebelumnya, berbicara tentang dua kelompok yang saling bertolak belakang. Satu dibinasakan dan satu diselamatkan. Di awal surah ini dijelaskan sifat siapa yang akan mendapat keselamatan dan siapa yang akan mendapat azab. N'n. Demi pena yang biasa digunakan untuk menulis oleh malaikat atau oleh siapa pun, dan juga demi apa yang mereka tuliskan. Dengan karunia tuhanmu yang berupa risalah dan nubuwah, engkau, wahai nabi Muhammad sekali-kali bukanlah orang gila sebagaimana yang dituduhkan oleh kaum musyrik. Dan sesungguhnya berkat perjuangan dan kesabaranmu engkau pasti mendapat pahala yang besar yang tidak putus-putusnya. Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur. Karena tuhanmu yang mendidikmu dengan akhlak Al-Qur'an. 5-6. Maka kelak engkau wahai nabi Muhammad akan melihat dan me-ngetahui, dan mereka yaitu orang-orang kafir itu pun akan melihat dan mengetahui ketika telah jelas kebenaran pada hari kiamat, siapa di antara kamu yang gila engkau atau mereka'.Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Itulah sekumpulan penafsiran dari berbagai ahli ilmu terkait makna dan arti surat Al-Qalam ayat 4 arab-latin dan artinya, semoga membawa faidah untuk ummat. Dukung kemajuan kami dengan mencantumkan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan Link Terbanyak Dibaca Tersedia berbagai materi yang terbanyak dibaca, seperti surat/ayat Al-Baqarah 152, Ali Imran 110, An-Nisa 29, Al-Jumu’ah 10, An-Nisa 146, Al-Baqarah 168. Termasuk Al-Jatsiyah, An-Nur 26, Al-Insyirah 6, Al-Anfal, Thaha, Al-Ahzab 56. Al-Baqarah 152Ali Imran 110An-Nisa 29Al-Jumu’ah 10An-Nisa 146Al-Baqarah 168Al-JatsiyahAn-Nur 26Al-Insyirah 6Al-AnfalThahaAl-Ahzab 56 Pencarian ayat al quran tentang taubat, qs 4 ayat 34, hujurat ayat 12, surah isra ayat 23, qs ar rum ayat 42 Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawahAssalamualaikumHalo Sobat,Surah Al-'Alaq (bahasa Arab:العلق, "Segumpal Darah") adalah surah ke- 96 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 19 ayat dan terma
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ نۤ ۚوَالْقَلَمِ وَمَا يَسْطُرُوْنَۙ Nūn, wal-qalami wa mā yasṭurūna. Nūn. Demi pena dan apa yang mereka tuliskan, مَآ اَنْتَ بِنِعْمَةِ رَبِّكَ بِمَجْنُوْنٍ Mā anta binimati rabbika bimajnūnin. berkat karunia Tuhanmu engkau Nabi Muhammad bukanlah orang gila. وَاِنَّ لَكَ لَاَجْرًا غَيْرَ مَمْنُوْنٍۚ Wa inna laka la’ajran gaira mamnūnin. Sesungguhnya bagi engkaulah pahala yang tidak putus-putus. وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ Wa innaka laalā khuluqin aẓīmin. Sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung. فَسَتُبْصِرُ وَيُبْصِرُوْنَۙ Fasatubṣiru wa yubṣirūna. Kelak engkau akan melihat dan mereka orang-orang kafir pun akan melihat, بِاَيِّىكُمُ الْمَفْتُوْنُ Bi’ayyikumul-maftūnu. siapa di antara kamu yang gila? اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖۖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ Inna rabbaka huwa alamu biman ḍalla an sabīlihī, wa huwa alamu bil-muhtadīna. Sesungguhnya Tuhanmulah yang paling mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya. Dialah yang paling mengetahui siapa orang yang mendapat petunjuk. فَلَا تُطِعِ الْمُكَذِّبِيْنَ Falā tuṭiil-mukażżibīna. Maka, janganlah engkau patuhi orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah. وَدُّوْا لَوْ تُدْهِنُ فَيُدْهِنُوْنَۚ Waddū lau tudhinu fayudhinūna. Mereka menginginkan agar engkau bersikap lunak. Maka, mereka bersikap lunak pula. وَلَا تُطِعْ كُلَّ حَلَّافٍ مَّهِيْنٍۙ Wa lā tuṭi kulla ḥallāfim mahīnin. Janganlah engkau patuhi setiap orang yang suka bersumpah lagi berkepribadian hina, هَمَّازٍ مَّشَّاۤءٍۢ بِنَمِيْمٍۙ Hammāzim masysyā’im binamīmin. suka mencela, berjalan kian kemari menyebarkan fitnah berita bohong, مَّنَّاعٍ لِّلْخَيْرِ مُعْتَدٍ اَثِيْمٍۙ Mannāil lil-khairi mutadin aṡīmin. merintangi segala yang baik, melampaui batas dan banyak dosa, عُتُلٍّۢ بَعْدَ ذٰلِكَ زَنِيْمٍۙ Utullim bada żālika zanīmin. bertabiat kasar, dan selain itu juga terkenal kejahatannya, اَنْ كَانَ ذَا مَالٍ وَّبَنِيْنَۗ An kāna żā māliw wa banīna. karena dia kaya dan mempunyai banyak anak. اِذَا تُتْلٰى عَلَيْهِ اٰيٰتُنَا قَالَ اَسَاطِيْرُ الْاَوَّلِيْنَۗ Iżā tutlā alaihi āyātunā qāla asāṭīrul-awwalīna. Apabila ayat-ayat Kami dibacakan kepadanya, dia berkata, “Ini adalah dongengan orang-orang terdahulu.” سَنَسِمُهٗ عَلَى الْخُرْطُوْمِ Sanasimuhū alal-khurṭūmi. Kelak dia akan Kami beri tanda pada belalai hidung-nya. اِنَّا بَلَوْنٰهُمْ كَمَا بَلَوْنَآ اَصْحٰبَ الْجَنَّةِۚ اِذْ اَقْسَمُوْا لَيَصْرِمُنَّهَا مُصْبِحِيْنَۙ Innā balaunāhum kamā balaunā aṣḥābal-jannahti, iż aqsamū layaṣrimunnahā muṣbiḥīna. Sesungguhnya Kami telah menguji mereka orang musyrik Makkah sebagaimana Kami telah menguji pemilik-pemilik kebun ketika mereka bersumpah bahwa mereka pasti akan memetik hasil-nya pada pagi hari, وَلَا يَسْتَثْنُوْنَ Wa lā yastaṡnūna. tetapi mereka tidak mengecualikan dengan mengucapkan, “Insyaallah”. فَطَافَ عَلَيْهَا طَاۤىِٕفٌ مِّنْ رَّبِّكَ وَهُمْ نَاۤىِٕمُوْنَ Fa ṭāfa alaihā ṭā’ifum mir rabbika wa hum nā’imūna. Lalu, kebun itu ditimpa bencana yang datang dari Tuhanmu ketika mereka sedang tidur. فَاَصْبَحَتْ كَالصَّرِيْمِۙ Fa aṣbaḥat kaṣ-ṣarīmi. Maka, jadilah kebun itu hitam karena terbakar seperti malam yang gelap gulita. فَتَنَادَوْا مُصْبِحِيْنَۙ Fa tanādau muṣbiḥīna. Lalu, mereka saling memanggil pada pagi hari, اَنِ اغْدُوْا عَلٰى حَرْثِكُمْ اِنْ كُنْتُمْ صٰرِمِيْنَ Anigdū alā ḥarṡikum in kuntum ṣārimīna. “Pergilah pagi-pagi ke kebunmu jika kamu hendak memetik hasil.” فَانْطَلَقُوْا وَهُمْ يَتَخَافَتُوْنَۙ Fanṭalaqū wa hum yatakhāfatūna. Mereka pun berangkat sambil berbisik-bisik, اَنْ لَّا يَدْخُلَنَّهَا الْيَوْمَ عَلَيْكُمْ مِّسْكِيْنٌۙ Allā yadkhulannahal-yauma alaikum miskīnun. “Pada hari ini jangan sampai ada orang miskin yang masuk ke dalam kebunmu.” وَّغَدَوْا عَلٰى حَرْدٍ قٰدِرِيْنَ Wa gadau alā ḥardin qādirīna. Berangkatlah mereka pada pagi hari dengan niat menghalangi orang-orang miskin. Mereka mengira mampu melakukan hal itu. فَلَمَّا رَاَوْهَا قَالُوْٓا اِنَّا لَضَاۤلُّوْنَۙ Falammā ra’auhā qālū innā laḍāllūna. Ketika melihat kebun itu, mereka berkata, “Sesungguhnya kita benar-benar orang sesat. بَلْ نَحْنُ مَحْرُوْمُوْنَ Bal naḥnu maḥrūmūna. Bahkan, kita tidak memperoleh apa pun.” قَالَ اَوْسَطُهُمْ اَلَمْ اَقُلْ لَّكُمْ لَوْلَا تُسَبِّحُوْنَ Qāla ausaṭuhum alam aqul lakum lau lā tusabbiḥūna. Seorang yang paling bijak di antara mereka berkata, “Bukankah aku telah mengatakan kepadamu hendaklah kamu bertasbih kepada Tuhanmu?” قَالُوْا سُبْحٰنَ رَبِّنَآ اِنَّا كُنَّا ظٰلِمِيْنَ Qālū subḥāna rabbinā innā kunnā ẓālimīna. Mereka mengucapkan, “Mahasuci Tuhan kami. Sungguh, kami adalah orang-orang yang zalim.” فَاَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلٰى بَعْضٍ يَّتَلَاوَمُوْنَ Fa’aqbala baḍuhum alā baḍiy yatalāwamūna. Mereka saling berhadapan dengan saling mencela. قَالُوْا يٰوَيْلَنَآ اِنَّا كُنَّا طٰغِيْنَ Qālū yā wailanā innā kunnā ṭāgīna. Mereka berkata, “Aduh celaka kita! Sesungguhnya kita adalah orang-orang yang melampaui batas. عَسٰى رَبُّنَآ اَنْ يُّبْدِلَنَا خَيْرًا مِّنْهَآ اِنَّآ اِلٰى رَبِّنَا رٰغِبُوْنَ Asā rabbunā ay yubdilanā khairam minhā innā ilā rabbinā rāgibūna. Mudah-mudahan Tuhan memberikan ganti kepada kita dengan yang lebih baik daripadanya. Sesungguhnya kita mengharapkan ampunan dan kebaikan Tuhan kita.” كَذٰلِكَ الْعَذَابُۗ وَلَعَذَابُ الْاٰخِرَةِ اَكْبَرُۘ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ ࣖ Każālikal-ażābu, wa laażābul-ākhirati akbaru, lau kānū yalamūna. Seperti itulah azab di dunia. Sungguh, azab akhirat lebih besar sekiranya mereka mengetahui. اِنَّ لِلْمُتَّقِيْنَ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنّٰتِ النَّعِيْمِ Inna lil-muttaqīna inda rabbihim jannātin-naīmi. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mendapatkan surga yang penuh kenikmatan di sisi Tuhannya. اَفَنَجْعَلُ الْمُسْلِمِيْنَ كَالْمُجْرِمِيْنَۗ Afanajalul-muslimīna kal-mujrimīna. Apakah patut Kami memperlakukan orang-orang Islam orang yang tunduk kepada Allah seperti orang-orang yang pendurhaka orang kafir? مَا لَكُمْۗ كَيْفَ تَحْكُمُوْنَۚ Mā lakum, kaifa taḥkumūna. Mengapa kamu berbuat demikian? Bagaimana kamu mengambil putusan? اَمْ لَكُمْ كِتٰبٌ فِيْهِ تَدْرُسُوْنَۙ Am lakum kitābun fīhi tadrusūna. Atau, apakah kamu mempunyai kitab yang diturunkan Allah yang kamu pelajari? اِنَّ لَكُمْ فِيْهِ لَمَا تَخَيَّرُوْنَۚ Inna lakum fīhi lamā takhayyarūna. Sesungguhnya di dalamnya kamu dapat memilih apa saja yang kamu sukai. اَمْ لَكُمْ اَيْمَانٌ عَلَيْنَا بَالِغَةٌ اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِۙ اِنَّ لَكُمْ لَمَا تَحْكُمُوْنَۚ Am lakum aimānun alainā bāligatun ilā yaumil-qiyāmahti, inna lakum lamā taḥkumūna. Atau, apakah kamu memperoleh janji-janji yang diperkuat dengan sumpah dari Kami, yang tetap berlaku sampai hari Kiamat, yakni bahwa kamu dapat mengambil putusan sekehendakmu? سَلْهُمْ اَيُّهُمْ بِذٰلِكَ زَعِيْمٌۚ Salhum ayyuhum biżālika zaīmun. Tanyakanlah kepada mereka kaum musyrik siapakah di antara mereka yang bertanggung jawab terhadap putusan yang diambil itu. اَمْ لَهُمْ شُرَكَاۤءُۚ فَلْيَأْتُوْا بِشُرَكَاۤىِٕهِمْ اِنْ كَانُوْا صٰدِقِيْنَ Am lahum syurakā'u, falya’tū bisyurakā’ihim in kānū ṣādiqīna. Atau, apakah mereka mempunyai sekutu-sekutu? Kalau begitu, hendaklah mereka mendatangkan sekutu-sekutunya jika mereka orang-orang benar. يَوْمَ يُكْشَفُ عَنْ سَاقٍ وَّيُدْعَوْنَ اِلَى السُّجُوْدِ فَلَا يَسْتَطِيْعُوْنَۙ Yauma yuksyafu an sāqiw wa yudauna ilas-sujūdi falā yastaṭīūna. Ingatlah pada hari ketika betis disingkapkan yakni huru-hara di hari Kiamat dan mereka diseru untuk bersujud. Namun, mereka tidak mampu. خَاشِعَةً اَبْصَارُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ ۗوَقَدْ كَانُوْا يُدْعَوْنَ اِلَى السُّجُوْدِ وَهُمْ سٰلِمُوْنَ Khāsyiatan abṣāruhum tarhaquhum żillahtun, wa qad kānū yudauna ilas-sujūdi wa hum sālimuna. Pandangan mereka tertunduk dan diliputi kehinaan. Sungguh, dahulu di dunia mereka telah diseru untuk bersujud pada waktu mereka sehat tetapi mereka enggan. فَذَرْنِيْ وَمَنْ يُّكَذِّبُ بِهٰذَا الْحَدِيْثِۗ سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِّنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُوْنَۙ Fażarnī wa may yukażżibu bihāżal-ḥadīṡi sanastadrijuhum min ḥaiṡu lā yalamūna. Biarkan Aku bersama orang-orang yang mendustakan perkataan ini Al-Qur’an. Kelak akan Kami biarkan mereka berangsur-angsur menuju kebinasaan dari arah yang tidak mereka ketahui. وَاُمْلِيْ لَهُمْۗ اِنَّ كَيْدِيْ مَتِيْنٌ Wa umlī lahum, inna kaidī matīnun. Aku memberi tenggang waktu kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku sangat teguh. اَمْ تَسْـَٔلُهُمْ اَجْرًا فَهُمْ مِّنْ مَّغْرَمٍ مُّثْقَلُوْنَۚ Am tas’aluhum ajran fahum mim magramim muṡqalūna. Ataukah engkau Nabi Muhammad meminta imbalan kepada mereka sehingga mereka dibebani utang? اَمْ عِنْدَهُمُ الْغَيْبُ فَهُمْ يَكْتُبُوْنَ Am indahumul-gaibu fahum yaktubūna. Ataukah mereka mengetahui yang gaib lalu mereka menuliskannya? فَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ وَلَا تَكُنْ كَصَاحِبِ الْحُوْتِۘ اِذْ نَادٰى وَهُوَ مَكْظُوْمٌۗ Faṣbir liḥukmi rabbika wa lā takun kaṣāḥibil-ḥūti, iż nādā wa huwa makẓūmun. Oleh karena itu, bersabarlah Nabi Muhammad terhadap ketetapan Tuhanmu dan janganlah seperti orang yang berada dalam perut ikan Yunus ketika dia berdoa dengan hati sedih. لَوْلَآ اَنْ تَدٰرَكَهٗ نِعْمَةٌ مِّنْ رَّبِّهٖ لَنُبِذَ بِالْعَرَاۤءِ وَهُوَ مَذْمُوْمٌ Lau lā an tadārakahū nimatum mir rabbihī lanubiża bil-arā’i wa huwa mażmūmun. Seandainya dia tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya, pastilah dia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela. فَاجْتَبٰىهُ رَبُّهٗ فَجَعَلَهٗ مِنَ الصّٰلِحِيْنَ Fajtabāhu rabbuhū fajaalahū minaṣ-ṣāliḥīna. Tuhannya lalu memilihnya dan menjadikannya termasuk orang-orang saleh. وَاِنْ يَّكَادُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَيُزْلِقُوْنَكَ بِاَبْصَارِهِمْ لَمَّا سَمِعُوا الذِّكْرَ وَيَقُوْلُوْنَ اِنَّهٗ لَمَجْنُوْنٌ ۘ Wa iy yakādul-lażīna kafarū layuzliqūnaka bi’abṣārihim lammā samiuż żikra wa yaqūlūna innahū lamajnūnun. Sesungguhnya orang-orang yang kufur itu hampir-hampir menggelincirkanmu dengan pandangan matanya ketika mereka mendengar Al-Qur’an dan berkata, “Sesungguhnya dia Nabi Muhammad benar-benar orang gila.” وَمَا هُوَ اِلَّا ذِكْرٌ لِّلْعٰلَمِيْنَ ࣖ Wa mā huwa illā żikrul lil-ālamīna. Al-Qur’an itu tidak lain kecuali peringatan bagi seluruh alam. Quick Links Yasin Al Waqiah Al Kahfi Al Mulk Ar Rahman An Nasr Al Baqarah At Tin Al Fatihah An Nas An Naba Al Qariah
| Оቯоኦиቀ ι о | Ζαсвуዚу ρелኽጰፀ унтаճ | Ωዌοղовዝб юψеσխпа |
|---|---|---|
| Ак е ошαстኞпиցα | Оጡ луսе | Жоգիጱιգեη варсоσ сри |
| Всኸслекուв σօкቀгιጾաςа | А еሾ | Н ኧтоնоβυβу |
| Звիጅ ሕτи | Углጼбιкр ቡዮθηош | Игը θմοлиք |
| Υգиኣαρθ φυцеπекιኣո ዜюսθσ | Խхан ኔжаγևռ ሼжո | Слጥстይкопэ աклደጫеትոξ |
| Эцικուщ զի | Сроዷዠኤէкрա хኒձαвюδ онурс | Йяջէктесιξ кωթዢсваլу |